Sunday, June 26, 2011

Semua Tentang : Dextromethorphan , DX , DMP

Dextromethorphan

 

Dextromethorphan atau sering disingkat DMP, adalah obat batuk "over the counter" (OTC) yang disetujui penggunaannya pertama kali pada tahun 1958. OTC artinya dapat dibeli secara bebas, tanpa resep. Walaupun demikian, obat ini hanya boleh dijual di toko obat berizin.

Meskipun ada dalam bentuk murni, DMP biasanya berupa sediaan kombinasi. Artinya, dalam satu tablet, selain DMP juga terdapat obat lain seperti parasetamol (antinyeri antidemam), CTM (antihistamin), psuedoefedrin/fenilpropanolamin (dekongestan), atau guafenesin (eskpektoran).

Manfaat utama DMP adalah menekan batuk akibat iritasi tenggorokan dan saluran napas bronkhial, terutama pada kasus batuk pilek.

Obat ini bekerja sentral, yaitu pada pusat batuk di otak. Caranya dengan menaikkan ambang batas rangsang batuk. Sebagai catatan, beberapa obat batuk lain bekerja langsung di saluran napas.

Untuk mengusir batuk, dosis yang dianjurkan adalah 15 mg sampai 30 mg yang diminum 3 kali sehari. Dengan dosis sebesar ini, DMP relatif aman dan efek samping jarang terjadi.

Overdosis Mematikan!

Penyalahgunaan DMP sering terjadi. Penyebabnya, selain murah, obat ini juga relatif mudah didapat. Bentuk penyalahgunaannya antara lain adalah konsumsi dalam dosis besar (berpuluh-puluh butir) atau mengkonsumsinya bersama alkohol atau narkoba.

Pada keadaan overdosis, terjadi berbagai macam efek samping. Terjadi stimulasi ringan pada konsumsi sebesar 100 - 200 mg; euforia dan halusinasi pada dosis 200 - 400 mg; gangguan penglihatan dan hilangnya koordinasi gerak tubuh pada dosis 300 - 600 mg, dan terjadi sedasi disosiatif (perasaan bahwa jiwa dan raga berpisah) pada dosis 500 - 1500 mg.

Gejala lain yang terjadi akibat overdosis DMP adalah bicara kacau, gangguan berjalan, gampang tersinggung, berkeringat, dan bola mata berputar-putar (nistagmus). Penyalahgunaan sediaan kombinasi malah berefek lebih parah. Komplikasi yang timbul dapat berupa peningkatan tekanan darah karena keracunan pseudoefedrin, kerusakan hati karena keracunan parasetamol, gangguan saraf dan sistim kardiovaskuler akibat keracunan CTM. Alkohol atau narkotika lain yang telan bersama DMP dapat meningkatkan efek keracunan dan bahkan menimbulkan kematian.

dextromethorphan
Dekstrometorfan diidentifikasi sebagai salah satu dari tiga senyawa yang diuji sebagai bagian dari Angkatan Laut AS dan CIA yang didanai penelitian yang mencari "pengganti nonaddictive untuk kodein", melainkan tersirat bahwa senyawa tersebut pertama kali ditemukan memiliki potensi klinis dalam penelitian ini . pertama kali dipatenkan di bawah tahun 1954.  US Food and Drug Administration (FDA) menyetujui dekstrometorfan over-the-counter penjualan sebagai penekan batuk pada tahun 1958. Hal ini memenuhi kebutuhan untuk penekan batuk yang tidak memiliki efek samping obat penenang, potensi kuat untuk penyalahgunaan, dan sifat fisik adiktif kodein fosfat, obat batuk yang paling banyak digunakan pada saat itu  Di Amerika Serikat., Sirup kodein fosfat adalah masih tersedia dalam jumlah kecil tanpa resep di beberapa negara, tetapi membutuhkan tanda tangan dan ID untuk membeli, mirip dengan aturan modern untuk penjualan pseudoefedrin.

Selama tahun 1960-an dan 1970-an, dekstrometorfan menjadi tersedia dalam bentuk tablet over-the-counter oleh Romilar nama merek. Pada tahun 1973, Romilar diambil dari rak setelah ledakan dalam penjualan karena penyalahgunaan sering, dan digantikan oleh sirup obat batuk dalam upaya untuk mengurangi penyalahgunaan.

 

No comments:

Post a Comment